Minggu, 06 April 2025

Pengumuman Hasil Seleksi Guru SDIT dan SMPIT Global Cendekia: Membangun Generasi Cerdas, Qurani, dan Global

 


Takalar, 6 April 2025 – Yayasan Global Panrita resmi mengumumkan hasil seleksi penerimaan guru untuk Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Global Cendekia dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Global Cendekia. Proses seleksi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Yayasan Global Panrita dalam menghadirkan tenaga pendidik profesional, berkualitas, dan sejalan dengan visi membentuk generasi Qurani yang siap menghadapi tantangan global.

Latar Belakang Seleksi

Seiring berkembangnya kebutuhan pendidikan berbasis nilai Islam dan kecakapan abad 21, SDIT dan SMPIT Global Cendekia membuka rekrutmen guru baru untuk memperkuat tim pengajar yang berkomitmen dalam mendidik dengan hati dan visi keumatan. Yayasan Global Panrita sebagai lembaga pengelola, menekankan pentingnya rekrutmen yang ketat dan berstandar tinggi untuk menjaga kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah Islam terpadu ini.

Tujuan Seleksi

Proses seleksi ini bertujuan untuk:

  • Menyaring calon pendidik yang memiliki integritas, kompetensi pedagogik, dan kecintaan terhadap dunia pendidikan Islam.

  • Mendapatkan guru-guru yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam pengajaran, serta mampu merespons tantangan global dalam dunia pendidikan.

  • Memastikan setiap tenaga pendidik yang diterima tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga mampu menjadi teladan dalam karakter dan spiritualitas.

Tahapan Seleksi

Proses seleksi guru tahun ini terdiri dari tiga tahapan utama:

  1. Seleksi Berkas – Tahap awal untuk menyaring pelamar berdasarkan kelengkapan administrasi, latar belakang pendidikan, serta pengalaman mengajar.

  2. Tes Wawancara – Menggali motivasi, karakter, visi mengajar, serta kemampuan komunikasi calon guru.

  3. Tes Praktik Mengajar – Menilai secara langsung kemampuan pedagogik, penguasaan kelas, serta kreativitas dalam menyampaikan materi ajar yang bernuansa Islami.

Jadwal Seleksi

  • SMPIT Global Cendekia: Seleksi dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2025.

  • SDIT Global Cendekia: Seleksi berlangsung pada tanggal 4 April 2025.

Seluruh tahapan telah dilaksanakan dengan profesional dan objektif oleh tim seleksi dari Yayasan Global Panrita, dengan melibatkan pengawas pendidikan, kepala sekolah, serta perwakilan yayasan.

Pengumuman Hasil Seleksi

Yayasan Global Panrita mengucapkan selamat kepada para calon guru yang telah berhasil melewati seluruh tahapan seleksi dengan baik. Semoga kehadiran guru-guru baru ini dapat memberikan warna positif dan menjadi bagian dari perjalanan besar dalam mencetak generasi Qurani yang unggul di era global.

A.     GURU SDIT GLOBAL CENDEKIA

No

Nama Guru

Mata Pelajaran

1

Herlina, S.Pd.

Guru Kelas

2

Amiruddin, S,Pd., M.Pd.

Guru Pendidikan Agama Islam

3

Jumriana, S.Pd.

Guru Bahasa Arab

4

Muh. Arfah Reza, S.Pd

Guru Bahasa Inggris

5

Irmawati, S.Sos

Tahfidz Putri

6

Muhammad Ibrahim Haruna

Tahfidz Putra

7

Resky Ainun, S.Pd

Guru PJOK

 

B.      GURU SMPIT GLOBAL CENDEKIA

No

Nama Guru

Mata Pelajaran

1

Sunarti, S.Hum

Guru Pendidikan Agama Islam

2

Aprilia, S.Pd

Guru PKN

3

Surya Nurul Ainun Hidayah, S.Pd.Gr

Guru Bahasa Indonesia

4

Firmansyah, S.Pd

Guru Bahasa Inggris

5

Darnianti, S.Pd.

Guru IPA

6

Jusrianti, S.Pd.

Guru IPS

7

Nurhikmah,S.Pd.,M.Pd.

Guru Matematika

8

Dimas Siraputra, S.Sn

Guru Seni Budaya

9

Resky Ainun, S.Pd

Guru PJOK

10

Berlin Cipta Pratama, S.Pd

Guru TIK + Coding

11

Firmansyah, S.S

Guru Bahasa daerah (Mulok)

12

Siti Wahyuni Saing, S.Sos, M.Pd

English Conversation

13

Jumriana, S.Pd.

Guru Bahasa Arab

14

Irmawati, S.Sos

Tahfidz Putri

15

Muhammad Ibrahim Haruna

Tahfidz Putra

 


Sabtu, 10 Agustus 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 KESIMPULAN PEMBELAJARAN : PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS 

NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

KESIMPULAN PEMBELAJARAN


 

MUKHLIS M

CGP ANGKATAN 10 KABUPATEN TAKALAR

BBGP PROVINSI SULAWESI SELATAN

 

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

 

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

 

 

Panduan Pertanyaan sebagai Koneksi Materi :

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap triloka yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara mengajarkan kepada kita bahwa pengambilan keputusan sebagai pemimpin harus menyadari di mana posisi kita saat ini. Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri Handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang). Dengan mengetahui posisi tempat kita berdiri saat ini diharapkan kita mampu untuk mengambil keputusan tepat sesuai dengan peran kita pada lingkungan tertentu.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap pengambilan keputusaan akan tercermin dari nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita sebagai pemimpin. Dengan menyadari bahwa apapun yang kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban, maka nilai loyalitas, kejujuran dan integritas akan tergambar dalam keteladanan dalam setiap keputusan yang diambil.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Tahapan alur TIRTA pada praktik coching dapat mengidentifikasi masalah dari coachee. Pada proses ini coach dapat membantu agar coachee dapat membuat solusi secara mandiri dari persoalan yang dihadapi. Nah, ini akan sangat membantu pemimpin untuk menentukan proses pengambilan keputusan yang terukur, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, selain itu kepercayaan diri akan semakin meningkat.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kematangan kompetensi sosial emosional terutama social awarness, seorang pemimpin akan sangat terlihat dalam pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika (benar vs benar). Dalam hal ini pemimpin akan dapat memilih antara 3 hal penting : regulasi, policy atau wisdom dalam setiap keputusan yang akan diambil.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,kondusif, aman dan nyaman?

Keputusan yang tepat akan meminimalisir terjadinya konflik, sehingga akan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif aman dan nyaman untuk berlangsungnya proses berpikir positif.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan pengambilan keputusan terhadap dilema etika terutama adalah konflik yang ada dalam pengambil keputusan itu sendiri. Jika saya amati pengambilan keputusan cenderung mengutamakan wisdom (kebijaksanaan) pimpinan dibandingkan dengan melihat peraturan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid – murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sangat berpengaruh, karena prioses ini adalah proses yang dapat mendewasakan karena kita terus dilatih untuk berfikir bijak dalam dilema sehingga kompetensi manajemen konflik akan terus terlatih dan dapat di rasakan hasilnya oleh murid. Pembelajaran yang tepat tidak selalu harus diferent dengan melayani setiap kebutuhan murid, tapi kemampuan kita untuk menghadirkan rasa aman dan bahagia dalam kelas akan bisa merangsang mereka untuk diajak berfikir dan berargumentasi sesuai dengan minat dan bakat murid.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid – muridnya ?

Guru adalah teladan, setiap pengambilan keputusan selain akan berdampak pada murid juga akan menjadi contoh untuk mereka dikemudian hari, mereka bisa menilai apakah keputusan yang diambil tepat atau perlu diperbaiki.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya?

Keterampilan dalam mengambil keputusan dapat  dilatih oleh seorang pemimpin pembelajaran melalui proses pelatihan instan. Filosofi pembelajaran Ki Hajar dewantara mengajarkan  bahwa pengambilan keputusan dapat melihat posisi kita berdasarkan Pratap Triloka. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan kesadaran penuh dengan tetap mengutamakan kepentikan murid.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Paradigma pengambilan keputusan :

  • Individu lawan masyarakat
  • kebenaran lawan kesetiaan
  • keadilan VS belas kasihan
  • Jangka Pendek VS jangka panjang

Prinsip mengambil keputusan

  • berfikir berbasis akhir
  • berfikir berbasi aturan
  • berfikir berbasi rasa peduli

Tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan

  • Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
  • Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
  • Pengujian paradigma benar atau salah
  • Prinsip pengambilan keputusan
  • Investigasi tri lema
  • Buat keputusan
  • Tinjau kembali keputusan dan refleksikan

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah. Sebelum belajar modul ini saya lebih mengedepankan keputusan bersama sehingga yang terbaik adalah yang disukai lebih banyak orang sehingga potensi konflik sebagai dampak dari pengambilan keputusan dapat diminimalisir. Setelah belajar modul ini terutama paradigma dilema etika dan  3 prinsip pengambilan keputusan, saya akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan sehingga tidak selalu kesepakatan kelompok selalu diutamakan.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep penting yang saya dapat adalah pertimbangan keputusan atara regulation, policy atau wisdom. Konsep ini belum saya dapatkan sebelum belajar modul ini terutama saat tugas wawancara dengan 2 pimpinan berbeda.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Topik pada modul ini sangat membantu saya dalam melatih kematangan saya dalam praktik pengambilan keputusan yang mengandung bujukan moral dan dilema etika baik secara langsung sebagai pelaku atau mengamati hasil dari praktik baik orang lain.

Minggu, 31 Maret 2024

Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 (bag.1.1j )

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Salam Sejahtera bagi bapak/ibu teman-teman CGP yang sempat membaca artikel saya. Perkenalkan saya Mukhlis M Guru UPT SMPN 2 Galesong Utara Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan penulis sekaligus salah satu CGP Angkatan 10 yang sudah 2 minggu ini mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dan saat ini dalam proses merampungkan modul 1.1. Dalam artikel  ini penulis akan memaparkan koneksi antar materi selama pembelajaran modul 1.1, kesimpulan serta refleksi. 

Kegiatan ini dimulai dengan melakukan sebuah refleksi diri sejauh mana penulis mengenal dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD). Selama ini penulis hanya sekedar mengenal Ki Hajar Dewantara sebagai Simbolis Bapak endidikan Di Indonesiayang sering Penuiis dengar di seiap peringatan hari pendidikan nasional adalah 3 semboyan ki Hajar Dewantara yaitu  Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, danTut wuri handayani  . Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.

Oleh sebab itu, pada tahap awal ini, penulis berdialog dengan diri sendiri untuk menemukan pemikiran mendasar Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan peran  sebagai pendidik. Pada eksplorasi konsep penulis lebih  mendalami tentang  mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi Pendidikan pada zaman kolonial, berikut beberapa catatan penulis.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta, ia lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Sebagai keturunanningrat, Soewardi kecil berkesempatan menempuh pendidikan bersama anak-anak bangsa Eropa di Hindia Belanda. Ki Hajar Dewantara kecil sekolah di sekolah dasar untuk orang Eropa, Eurepeesche Lagere School (ELS). Ia lalu melanjutkan pendidikan ke STOVIA, sekolah dokter bumiputera pada 1905.

Pada 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan bercorak nasional bersama teman-temannya yang bernama Perguruan Nasional Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa). Perguruan ini menekankan pendidikan dengan rasa kebangsaan pada siswa. Para siswa ditanamkan rasa mencintai bangsa dan tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan.

Ia juga tetap aktif menulis dengan teman pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya yang mencapai ratusan buah tersebut menjadi dasar-dasar pendidikan nasional bangsa Indonesia. Setelah kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara sempat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ia juga meraih gelar doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada pada 1957. Dua tahun kemudian, sang pahlawan pendidikan Indonesia wafat pada 28 April 1959 di Yogyakarta, dan dimakamkan di sana.


Berbicara tentang pendidikan di Indonesia, dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang signifikan, tidak hanya dari kurikulum tapi juga dari kebijakan-kebijakannya termasuk siapa saja  yang berhak mengenyam pendidikan disekolah. Jika kita kembali pada zaman kolonial belanda, Pendidikan kolonial bersifat intelektualis, materialis, dan elitis. Intelektualis dikarenakan rakyat pribumi yang mengenyam pendidikan colonial Belanda pasti keluar sebagai kaum intelektual yang jauh dari realita keadaan Hindia Belanda. Sifat intelektualis yang ada pada sarjana-sarjana pendidikan kolonial Belanda membuat mereka menjadi elitis dengan menjauhkan dirinya dari masyarakat. Andai kata Ki Hadjar Dewantara “Sarjana-sarjana tersebut seketika lulus dari tempat belajarnya tidak membuat merdeka sepenuhnya”. Mereka yang berhasil menyelesaikan pendidikanya kemudian menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda..  

Ki Hadjar Dewantara sebagaimana kita ketahui adalah bapak pendidikan nasional kita. Penekanan ajaran Ki Hadjar Dewantara adalah pada pendidikan yang memerdekakan individu tersebut kemudian secara tidak langsung akan memerdekakan bangsanya. Kemerdekaan individu yang dihasilkan dari pendidikan adalah luhurnya budi yang membuat anak dapat menentukan nasibnya sendiri dan berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain. Pemikiran tersebut lahir karena pendidikan kolonial pada masa beliau orentasinya sangat materialis dan tidak memerdulikan kemerdekaan anak tersebut.

Berikut beberapa jawaban penulis dari pertanyaan refleksi tentang  pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara :

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari Modul 1.1 tentang pemikiran KHD saya memandang siswa itu harus mengikuti apa yang diinginkan oleh gurunya, contohnya  Kegiatan belajar selalu terpusat didalam kelas

  •  Siswa wajib  menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
  •  Guru kebanyakan menggunakan metode ceramah
  •  Guru jarang membuka diskusi dengan siswa
  •  Terlalu serius memberikan materi sehingga siswa menjadi tidak nyaman
  •   Guru tidak memilik sumber belajar selain buku paket
  •    Kurang memperhatikan kemampuan dan latar belakang siswa.
  •  Strategi dan Model Pembelajaran guru berlaku sama pada semua siswa di semua kelas
  •  Pembelajaran tidak berpusat pada siswa

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Hal-hal yang penulis dapatkan  setelah mempelajari modul ini adalah mindset yang berubah khususnya dalam membangun suasana pembelajaran di kelas yang lebih bervariasi, mencoba inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang tentunya menyenangkan bagi anak didik. Saya tidak ragu lagi dalam mengemukakan ide dan gagasan tentang metode belajar, lebih banyak berkolaborasi dengan rekan sejawat. Adapun dari segi perilaku, penulis merasa lebih mandiri terutama dalam meng Up-Grade diri, memperbanyak sumber belajar dengan mengikuti berbagai pelatihan, webinar yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah  khususnya kementrian pendidikan dan kebudayaan. Penulis juga memandang siswa mempunyai bakat dan minat yang berbeda jadi memerlukan pendekatan yang berbeda agar tidak siswa yang ketinggalan dalam pembelajaran

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Beberapa hal yang akan segera penulis terapkan tidak hanya di kelas tapi juga bersama rekan sejawat adalah kolaborasi antar mata pelajaran,bagi penulis kolaborasi ini adalah bentuk  kebebasan dalam berpikir dan mendesain pembelajaran yang menarik. Kolaborasi ini dalam bentuk mengefektifkan Musyawarah Guru Mata pelajaran, melakukan perencenaan bersama, Tim Theaching dalam Pembelajaran dan melakukan refleksi pembelajaran bersama yang tujuannya memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu pemetaan bakat minat potensi siswa akan sangat membantu untuk menentukan diferensiasi dalam pembelajaran, mulai dari proses, produk maupun content. Menjadi  pendidik dan pengajar yang ikhlas menuntun dan mendampingi siswanya dimanapun berada.



 

KESIMPULAN FILSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL

Kihajar Dewantara seorang Bapak pendidikan yang memiliki pemikiran untuk kemajuan pendidikan. Menurut KHD Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.  Pada dasarnya pendidikan dan pengajaran adalah sesuatu hal yang berbeda dan tidak dipisahkan , pengajar adalah bagian dari pendidikan sedangkan pengajaran merupaka proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak baik secara lahir maupun batin.Ki Hajar Dewantara mengibaratkan pendidik seperti seorang tukang kebun ataupun petani yang memiliki tugas hanya merawat tanaman sesuai kebutuhan dari masing – masing tanaman  agar menjadi tanaman yang tumbuh dan berbuah dengan baik tanpa harus menuntut tanaman yang ditanam menjadi tanaman yang berbeda.

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki sociokulturan dimana norma social dan budaya yang sangat erat dan bisa di jadikan bahan ajar,  bahkan menurut Ki Hajar Dewantara. menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.

Dalam pembelajaran saat ini kodrat zaman bisa di realisasikan dengan pembelajaran Abad 21. Pada proses pembelajaran sebaiknya kita melihat keinginan anak untuk bermain,karna kodrat anak selalu ingin “bermain” jadi tidak salah jika anak SMP ataupun SMA masih memiliki jiwa untuk bermain, dan hendaknya guru bisa menyisipkan metode pembelajaran dengan permainan

Dari beberapa ulasan dan jawaban yang penulis paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagai Bapak Pendidikan Indonesia , Ki Hajar Dewantara menawarkan konsep pendidikan yang mengutamakan kasih sayang, membawa anak untuk lebih memahami dunianya karena setiap anak adalah individu yang unik dan tidak akan sama antara satu dengan yang lainnya. 


Takalar, 31 Maret 2024
Penulis

Mukhlis M
Guru UPT MPN 2 Galesong Utara Kab.Takalar
CGP Angkatan 10 Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Kamis, 20 Juli 2023

Workshop Merdeka 32 Jam Pelajaran IGI Takalar


                               *Semarak Kemerdekaan RI Ke-78,Semarak Kurikulum Merdeka*

 

*Ikatan Guru Vokasi  Indonesia (IGVI)*

*Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Takalar*

*Pangkalan Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta) IGI Takalar*

 

*Workshop Pola 32 Jam Pelajaran Kegiatan Sosial Sosial*

*Kolaborasi Platform Pembelajaran Digital Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi *

*Memadukan 4 Apilkasi menjadi Sebuah Model Pembelajaran Keren dan Menarik*

*Canva*

*ClassPoint*

*Quizizz* 

*Educaplay*

 

 

*Pemateri*

*Syamsir Mappilawang*

Narasumber Berbagi Praktik Baik BBGP Sulsel

 

 

*Moderator*:

*Mukhlis M.,S.Pd.,M.M.*

Founder Pangkalan Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta)

 

 

*Host/Nara Hubung*:

*Umi Tira Lestari,SE. M.Ak*

Ketua Ikatan Guru Vokasi  Indonesia (IGVI)

CP. 08989529830

 

 

*Bimbingan 1*:

Sabtu, 12 Agustus 2023

19.00-21.00 WIB

 

 

*Bimbingan 2*:

Senin, 14 Agustus 2022

19.00-21.00 WIB

 

 

*Bimbingan dan Tugas Mandiri*

12 s/d 16 Agustus 2022

 

 

*Fasilitas* :

• Materi

• Undangan Peserta

• Rekap Kehadiran

• Sertifikat elektronik Webinar

• Sertifikat elektronik 32 JP*

• Laporan Kegiatan

 

 

Tahun ajaran baru 2023/2024 dimulai, terdapat 256.568 sekolah dari berbagai wilayah di Indonesia telah tercatat untuk memulai implementasi kurikulum merdeka dalam kegiatan belajar mengajarnya. Kurikulum merdeka merupakan bagian dari upaya dalam pemulihan pembelajaran. Kurikulum ini dikembangkan sebagai kurikulum yang lebih fleksibel, dan berfokus pada materi yang esensial dalam upaya mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik

 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik. Diferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik mempelajari materi pelajaran berdasarkan kemampuannya, apa yang mereka sukai dan bagaimana cara belajarnya.

Di sini guru harus memahami dan menyadari bahwa ada lebih dari satu cara, metoda dan strategi untuk mempelajari suatu bahan pelajaran ketika menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat mengatur bahan pelajaran, kegiatan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik

Salah satu cara mengoptimalkan Pembelajaran berdiferensiasi adalah dengan cara memanfaatkan Platform Pembelajaran Digital murid lebih leluasa dan menvariasikan hasil produk. Murid dapat menghasilkan video, rekaman, gambar, maupun hasil tulisan. Dengan demikian, pendidik sudah menerapkan diferensiasi produk. Murid juga akan lebih nyaman apabila hasil produknya diterima pendidik sekaligus memberi keluasaan berkarya.

 

*Donasi Seikhlasnya Untuk Panti Asuhan*:

No.Rek : 1250361600

An.Rahman Maulana

BNI


 

Pengumuman Hasil Seleksi Guru SDIT dan SMPIT Global Cendekia: Membangun Generasi Cerdas, Qurani, dan Global

  Takalar, 6 April 2025 – Yayasan Global Panrita resmi mengumumkan hasil seleksi penerimaan guru untuk Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) G...