Minggu, 31 Maret 2024

Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 (bag.1.1j )

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Salam Sejahtera bagi bapak/ibu teman-teman CGP yang sempat membaca artikel saya. Perkenalkan saya Mukhlis M Guru UPT SMPN 2 Galesong Utara Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan penulis sekaligus salah satu CGP Angkatan 10 yang sudah 2 minggu ini mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dan saat ini dalam proses merampungkan modul 1.1. Dalam artikel  ini penulis akan memaparkan koneksi antar materi selama pembelajaran modul 1.1, kesimpulan serta refleksi. 

Kegiatan ini dimulai dengan melakukan sebuah refleksi diri sejauh mana penulis mengenal dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD). Selama ini penulis hanya sekedar mengenal Ki Hajar Dewantara sebagai Simbolis Bapak endidikan Di Indonesiayang sering Penuiis dengar di seiap peringatan hari pendidikan nasional adalah 3 semboyan ki Hajar Dewantara yaitu  Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, danTut wuri handayani  . Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.

Oleh sebab itu, pada tahap awal ini, penulis berdialog dengan diri sendiri untuk menemukan pemikiran mendasar Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan peran  sebagai pendidik. Pada eksplorasi konsep penulis lebih  mendalami tentang  mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi Pendidikan pada zaman kolonial, berikut beberapa catatan penulis.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta, ia lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Sebagai keturunanningrat, Soewardi kecil berkesempatan menempuh pendidikan bersama anak-anak bangsa Eropa di Hindia Belanda. Ki Hajar Dewantara kecil sekolah di sekolah dasar untuk orang Eropa, Eurepeesche Lagere School (ELS). Ia lalu melanjutkan pendidikan ke STOVIA, sekolah dokter bumiputera pada 1905.

Pada 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan bercorak nasional bersama teman-temannya yang bernama Perguruan Nasional Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa). Perguruan ini menekankan pendidikan dengan rasa kebangsaan pada siswa. Para siswa ditanamkan rasa mencintai bangsa dan tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan.

Ia juga tetap aktif menulis dengan teman pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya yang mencapai ratusan buah tersebut menjadi dasar-dasar pendidikan nasional bangsa Indonesia. Setelah kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara sempat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ia juga meraih gelar doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada pada 1957. Dua tahun kemudian, sang pahlawan pendidikan Indonesia wafat pada 28 April 1959 di Yogyakarta, dan dimakamkan di sana.


Berbicara tentang pendidikan di Indonesia, dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang signifikan, tidak hanya dari kurikulum tapi juga dari kebijakan-kebijakannya termasuk siapa saja  yang berhak mengenyam pendidikan disekolah. Jika kita kembali pada zaman kolonial belanda, Pendidikan kolonial bersifat intelektualis, materialis, dan elitis. Intelektualis dikarenakan rakyat pribumi yang mengenyam pendidikan colonial Belanda pasti keluar sebagai kaum intelektual yang jauh dari realita keadaan Hindia Belanda. Sifat intelektualis yang ada pada sarjana-sarjana pendidikan kolonial Belanda membuat mereka menjadi elitis dengan menjauhkan dirinya dari masyarakat. Andai kata Ki Hadjar Dewantara “Sarjana-sarjana tersebut seketika lulus dari tempat belajarnya tidak membuat merdeka sepenuhnya”. Mereka yang berhasil menyelesaikan pendidikanya kemudian menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda..  

Ki Hadjar Dewantara sebagaimana kita ketahui adalah bapak pendidikan nasional kita. Penekanan ajaran Ki Hadjar Dewantara adalah pada pendidikan yang memerdekakan individu tersebut kemudian secara tidak langsung akan memerdekakan bangsanya. Kemerdekaan individu yang dihasilkan dari pendidikan adalah luhurnya budi yang membuat anak dapat menentukan nasibnya sendiri dan berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain. Pemikiran tersebut lahir karena pendidikan kolonial pada masa beliau orentasinya sangat materialis dan tidak memerdulikan kemerdekaan anak tersebut.

Berikut beberapa jawaban penulis dari pertanyaan refleksi tentang  pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara :

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari Modul 1.1 tentang pemikiran KHD saya memandang siswa itu harus mengikuti apa yang diinginkan oleh gurunya, contohnya  Kegiatan belajar selalu terpusat didalam kelas

  •  Siswa wajib  menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
  •  Guru kebanyakan menggunakan metode ceramah
  •  Guru jarang membuka diskusi dengan siswa
  •  Terlalu serius memberikan materi sehingga siswa menjadi tidak nyaman
  •   Guru tidak memilik sumber belajar selain buku paket
  •    Kurang memperhatikan kemampuan dan latar belakang siswa.
  •  Strategi dan Model Pembelajaran guru berlaku sama pada semua siswa di semua kelas
  •  Pembelajaran tidak berpusat pada siswa

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Hal-hal yang penulis dapatkan  setelah mempelajari modul ini adalah mindset yang berubah khususnya dalam membangun suasana pembelajaran di kelas yang lebih bervariasi, mencoba inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang tentunya menyenangkan bagi anak didik. Saya tidak ragu lagi dalam mengemukakan ide dan gagasan tentang metode belajar, lebih banyak berkolaborasi dengan rekan sejawat. Adapun dari segi perilaku, penulis merasa lebih mandiri terutama dalam meng Up-Grade diri, memperbanyak sumber belajar dengan mengikuti berbagai pelatihan, webinar yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah  khususnya kementrian pendidikan dan kebudayaan. Penulis juga memandang siswa mempunyai bakat dan minat yang berbeda jadi memerlukan pendekatan yang berbeda agar tidak siswa yang ketinggalan dalam pembelajaran

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Beberapa hal yang akan segera penulis terapkan tidak hanya di kelas tapi juga bersama rekan sejawat adalah kolaborasi antar mata pelajaran,bagi penulis kolaborasi ini adalah bentuk  kebebasan dalam berpikir dan mendesain pembelajaran yang menarik. Kolaborasi ini dalam bentuk mengefektifkan Musyawarah Guru Mata pelajaran, melakukan perencenaan bersama, Tim Theaching dalam Pembelajaran dan melakukan refleksi pembelajaran bersama yang tujuannya memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu pemetaan bakat minat potensi siswa akan sangat membantu untuk menentukan diferensiasi dalam pembelajaran, mulai dari proses, produk maupun content. Menjadi  pendidik dan pengajar yang ikhlas menuntun dan mendampingi siswanya dimanapun berada.



 

KESIMPULAN FILSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL

Kihajar Dewantara seorang Bapak pendidikan yang memiliki pemikiran untuk kemajuan pendidikan. Menurut KHD Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.  Pada dasarnya pendidikan dan pengajaran adalah sesuatu hal yang berbeda dan tidak dipisahkan , pengajar adalah bagian dari pendidikan sedangkan pengajaran merupaka proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak baik secara lahir maupun batin.Ki Hajar Dewantara mengibaratkan pendidik seperti seorang tukang kebun ataupun petani yang memiliki tugas hanya merawat tanaman sesuai kebutuhan dari masing – masing tanaman  agar menjadi tanaman yang tumbuh dan berbuah dengan baik tanpa harus menuntut tanaman yang ditanam menjadi tanaman yang berbeda.

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki sociokulturan dimana norma social dan budaya yang sangat erat dan bisa di jadikan bahan ajar,  bahkan menurut Ki Hajar Dewantara. menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.

Dalam pembelajaran saat ini kodrat zaman bisa di realisasikan dengan pembelajaran Abad 21. Pada proses pembelajaran sebaiknya kita melihat keinginan anak untuk bermain,karna kodrat anak selalu ingin “bermain” jadi tidak salah jika anak SMP ataupun SMA masih memiliki jiwa untuk bermain, dan hendaknya guru bisa menyisipkan metode pembelajaran dengan permainan

Dari beberapa ulasan dan jawaban yang penulis paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagai Bapak Pendidikan Indonesia , Ki Hajar Dewantara menawarkan konsep pendidikan yang mengutamakan kasih sayang, membawa anak untuk lebih memahami dunianya karena setiap anak adalah individu yang unik dan tidak akan sama antara satu dengan yang lainnya. 


Takalar, 31 Maret 2024
Penulis

Mukhlis M
Guru UPT MPN 2 Galesong Utara Kab.Takalar
CGP Angkatan 10 Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Kamis, 20 Juli 2023

Workshop Merdeka 32 Jam Pelajaran IGI Takalar


                               *Semarak Kemerdekaan RI Ke-78,Semarak Kurikulum Merdeka*

 

*Ikatan Guru Vokasi  Indonesia (IGVI)*

*Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Takalar*

*Pangkalan Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta) IGI Takalar*

 

*Workshop Pola 32 Jam Pelajaran Kegiatan Sosial Sosial*

*Kolaborasi Platform Pembelajaran Digital Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi *

*Memadukan 4 Apilkasi menjadi Sebuah Model Pembelajaran Keren dan Menarik*

*Canva*

*ClassPoint*

*Quizizz* 

*Educaplay*

 

 

*Pemateri*

*Syamsir Mappilawang*

Narasumber Berbagi Praktik Baik BBGP Sulsel

 

 

*Moderator*:

*Mukhlis M.,S.Pd.,M.M.*

Founder Pangkalan Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta)

 

 

*Host/Nara Hubung*:

*Umi Tira Lestari,SE. M.Ak*

Ketua Ikatan Guru Vokasi  Indonesia (IGVI)

CP. 08989529830

 

 

*Bimbingan 1*:

Sabtu, 12 Agustus 2023

19.00-21.00 WIB

 

 

*Bimbingan 2*:

Senin, 14 Agustus 2022

19.00-21.00 WIB

 

 

*Bimbingan dan Tugas Mandiri*

12 s/d 16 Agustus 2022

 

 

*Fasilitas* :

• Materi

• Undangan Peserta

• Rekap Kehadiran

• Sertifikat elektronik Webinar

• Sertifikat elektronik 32 JP*

• Laporan Kegiatan

 

 

Tahun ajaran baru 2023/2024 dimulai, terdapat 256.568 sekolah dari berbagai wilayah di Indonesia telah tercatat untuk memulai implementasi kurikulum merdeka dalam kegiatan belajar mengajarnya. Kurikulum merdeka merupakan bagian dari upaya dalam pemulihan pembelajaran. Kurikulum ini dikembangkan sebagai kurikulum yang lebih fleksibel, dan berfokus pada materi yang esensial dalam upaya mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik

 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik. Diferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik mempelajari materi pelajaran berdasarkan kemampuannya, apa yang mereka sukai dan bagaimana cara belajarnya.

Di sini guru harus memahami dan menyadari bahwa ada lebih dari satu cara, metoda dan strategi untuk mempelajari suatu bahan pelajaran ketika menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat mengatur bahan pelajaran, kegiatan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik

Salah satu cara mengoptimalkan Pembelajaran berdiferensiasi adalah dengan cara memanfaatkan Platform Pembelajaran Digital murid lebih leluasa dan menvariasikan hasil produk. Murid dapat menghasilkan video, rekaman, gambar, maupun hasil tulisan. Dengan demikian, pendidik sudah menerapkan diferensiasi produk. Murid juga akan lebih nyaman apabila hasil produknya diterima pendidik sekaligus memberi keluasaan berkarya.

 

*Donasi Seikhlasnya Untuk Panti Asuhan*:

No.Rek : 1250361600

An.Rahman Maulana

BNI


 

Jumat, 26 Mei 2023


*Ikatan Guru Vokasi  Indonesia (IGVI)*

*Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Takalar*

*Pangkalan Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta) IGI Takalar*

 

*Workshop Pola 32 Jam Pelajaran Kegiatan Sosial Panti Asuhan*

*Bimbingan Pengisian SKP Online (E-Kinerja BKN)*

Berdasarkan Surat Edaran Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2023 Tentang *PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN APLIKASI E-KINERJA BKN*

  • Perjanjian Kinerja
  • Rencana Hasil Kerja (RHK)
  • Indikator Kinerja Individu
  • Rencana Aksi
  • Pengisian Bukti Dukung
  • Perilaku Kerja
  • Penilaian Bawahan

 

 

*Pemateri*:

*Mukhlis M.,S.Pd.,M.M.*

Founder Pangkalan Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta)

 

 

*Host/Nara Hubung*:

*Umi Tira Lestari,SE. M.Ak*

Ketua Ikatan Guru Vokasi  Indonesia (IGVI)

CP. 08989529830

 

 

*Bimbingan 1*:

Sabtu, 15 Juli 2023

19.00-21.00 WIB

 

 

*Bimbingan 2*:

Senin, 17 Juli 2022

19.00-21.00 WIB

 

 

*Bimbingan dan Tugas Mandiri*

15 s/d 20 Juli 2022

 

 

*Fasilitas* :

• Materi

• Undangan Peserta

• Rekap Kehadiran

• Sertifikat elektronik Webinar

• Sertifikat elektronik 32 JP*

• Laporan Kegiatan

 

 

Berdasarkan Surat Edaran Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2023 Tentang *PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN APLIKASI E-KINERJA BKN* menindak lanjuti implementasi Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan untuk mendukung pengelolaan kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di instansi pemerintah maka perlu adanya penerapan sistem informasi pengelolaan kinerja pegawai ASN yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara (SIASN).

 

Sistem Informasi Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN

1) Sistem Informasi Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN yang selanjutnya disebut Aplikasi e-Kinerja BKN adalah aplikasi berbagi pakai berbasis elektronik yang memuat tahapan pengelolaan kinerja pegawai ASN, terdiri dari:

a) perencanaan kinerja pegawai ASN;

b) pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja pegawai ASN;

c) penilaian kinerja pegawai ASN; dan

d) tindak lanjut hasil evaluasi kinerja pegawai ASN.

 

2) Aplikasi e-Kinerja BKN dapat diakses melalui tautan

https://kinerja.bkn.go.id.

 

3) Aplikasi e-Kinerja BKN mempunyai karakteristik sebagai

berikut:

a) Terintegrasi dengan SIASN;

b) Menggunakan database ASN yang terdapat dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN); dan

c) Menggunakan struktur data dan tabel referensi yang sesuai dengan standar baku yang disusun BKN

 

 

*Donasi 50 K* Untuk Kegiatan Sosial Panti Asuhan:

Nomor Rekening: : 4121707468

An. Rahmawati Handayani

Permata bank (Kode 013)


 

Rabu, 14 September 2022

INOVASI KOYOBI AGEN ANTI BULLYING SMPN 2 GALESONG UTARA JURUS AMPUH MENEKAN KASUS BULLYING DI SEKOLAH,



INOVASI KOYOBI AGEN ANTI BULLYING SMPN 2 GALESONG UTARA

Berdasarkan Buku kasus Guru BK di SMPN 2 Galesong Utara Tahun 2019 terjadi rata-rata 37 kasus bullying per bulan dan meningkat 53 kasus per  bulan tahun 2020. Para pelaku bullying cenderung melakukan pelanggaran berulang meskipun telah mendapatkan pembinaan Guru Bk bahkan sanksi yang diberikan tidak membuat pelaku jera.



Pada tanggal 8 Januari 2021, Mukhlis M,S.Pd.MM Guru IPA SMPN2 Galesong Utara meluncurkan Koyobi (Kotak Ayo Berbagi) Anti Bullying  dimana Pelaku bullying yang selama ini dikucilkan dan dilabel sebagai siswa yang bermasalah maka melalui Program ini para pelaku diangkat menjadi agen anti bullying. Pelaku bullying terlebih dahulu diberikan konseling oleh guru BK untuk menjadikan seorang konselor yang handal menyelesaikan kasus bullying. Koyobi Agen Anti Bully SMPN 2 Galesong Utara adalah sebuah organisasi siswa pertama di Indonesia yang menjadikan pelaku bully sebagai anggota organisasi. Organisasi Koyobi Agen Anti Bllying terdiri 4 Divisi yaitu Bully Verbal, Bully Fisik, Cyber Bully dan Sosial Koyobi. Divisi Verbal bertugas menyelesaikan  bully yang menggunakan serangan kata-kata antara lain menghina dan mengejek. Divisi bully Fisik menyelesaikan bully berbentuk  serangan fisik . Cyber bully menyelesaikan bully melalui media elektronik seperti melalui media social. Divisi Sosial Koyobi melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan kepada korban bullying untuk mengurangi rasa trauma korban bully.

Agen dibekali berbagai keterampilan life skill sesuai bakat minat agen yang bertujuan pemberian meningkatkan kompetensi para agen agar kelak bisa mandiri dan berprestasi.



 Agen terbaik setelah dilatih Life skill dipilih menjadi Duta Anti Bully secara aktif mengkampanyekan bahaya  serta cara pencegahan bullying serta diikutkan dalam berbagai lomba akademik dan ektrakurikuler.



Pada Tahun 2021 kasus bullying turun menjadi 13 kasus per bulan sedang pada tahun 2022 para agen tidak saja menunjukkan perubahan perilaku tapi sudah mampu berprestasi baik tingkat kabupaten dan provinsi. Melalui program Koyobi Agen Anti Bullying  yang dijadikan best practice sekolah tahun 2022 membantu menjadi sekolah Bermutu.

 

1.      Tujuan Inovasi

Program Koyobi (Kotak Ayo Berbagi) Anti Bullying  yang bertujuan menekan perilaku bullying di sekolah. Pelaku-pelaku Bullying di sekolah terlebih dahulu diberikan konseling oleh guru BK untuk memberikan pemahaman awal tentang program seerta melatih menjadi seorang konselor. Selanjutnya Para Pelaku  diangkat sebagai Agen anti Bullying yang dibagi menjadi 4 Divisi yaitu Bully Verbal, Bully Fisik, Cyber Bully dan Sosial Koyobi. Divisi Verbal bertugas menerima aduan sekaligus menyelesaikan  bully yng menggunakan serangan kata-kata antara lain menghina, mengejek serta menyindir. Divisi bully Fisik bertugas menerima aduan dan menyelesaikan bully serangan fisik seperti memukul dan merusak barang. Cyber bully bertugas menerima aduan dan menyelesaikan bully melalui media elektronik seperti melalui media sosial. Divisi Sosial Koyobi melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan kepada korban bullying agar mengurangi rasa trauma mereka dan menanamkan rasa empati pelaku terhadap korban bully.

Agen dibekali berbagai keterampilan life skill sesuai bakat minat agen seperti Perbengkelan, Pertanian, Olahraga, kesenian dan lainya. Tujuan pemberian keterampilan  adalah meningkatkan kompetensi para agen agar kelak bisa mandiri dan berprestasi.

Tujuan awal program ini adalah para agen tidak saja menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih baik tapi mampu berprestasi baik akademik maupun non akademik sehingga  membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau berkarakter.

2.      Keselarasan dengan Kategori

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Program Koyobi AGen Anti Bullying adalah sebuah program inovasi bidang Pendidikan yang bergerak dalam bidang Pendidikan karakter berbagi kepada sesama yang bertujuan menekan tindakan bullying di sekolah dan diharapkan adalah para pelaku bullying yang menjadi agen tidak saja menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih baik tapi mampu berprestasi baik akademik maupun non akademik.

3.      Signifikansi

Dilansir dari forbes.com dalam The Psychological Effects Of Bullying Last Well Into Adulthood, Study Finds disebutkan bahwa anak menjadi korban bullying memiliki risiko tinggi mengalami gangguan depresi, gangguan kecemasan, generalized anxiety disorder (kecemasan kronis yang ditandai dengan rasa khawatir dan tegang yang berlebihan), dan agorafobia (ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum rasa takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik) .Pelaku bullying itu sendiri juga bisa mendapatkan dampak negatifnya pelaku rentan terjebak kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kekerasan, dan tindak kriminal lainnya.

program Koyobi (Kotak Ayo Berbagi) Anti Bullying  yang bertujuan menekan perilaku bullying di sekolah. Pelaku-pelaku Bullying di sekolah sebagai diangkat sebagai Agen anti Bullying yang dibagi menjadi 4 Divisi yaitu Bully Verbal, Bully Fisik, Cyber Bully dan Sosial Koyobi. Agen dibekali keterampilan life skill untuk menanamkan percaya diri dan perduli pada sesama melalui kemandirian. Agen aktif melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan kepada korban bullying agar mengurangi rasa trauma mereka dan menanamkan rasa empati. Agen-agen terbaik dipilih menjadi Duta Anti Bully yang membantu menyelesaikan kasus bully melalui Konseling Sebaya dengan bekerja secara aktif dengan mendirikan Posko aduan Kasus dan secara aktif mengkampanyekan bahaya  serta cara pencegahan bullying.

4.      Inovatif

Biasanya Pelanggaran yang terjadi di sekolah hanya ditangani oleh guru tapi melalui program koyobi agen anti bullying Guru BK melatih siswa pelaku bullying menjadi seorang konselor

Keunikan Organisasi ini yaitu menjadikan organisasi siswa pertama  di Indonesia yang menjadikan para pelaku bully sebagai anggotanya. Pelaku bullying terlebih dahulu diberikan konseling oleh guru BK untuk menjadikan seorang konselor yang handal menyelesaikan kasus bullying. Koyobi Agen Anti Bully SMPN 2 Galesong Utara adalah sebuah organisasi siswa pertama di Indonesia yang menjadikan pelaku bully sebagai anggota organisasi. Organisasi Koyobi Agen Anti Bllying terdiri 4 Divisi yaitu Bully Verbal, Bully Fisik, Cyber Bully dan Sosial Koyobi. Divisi Verbal bertugas menyelesaikan  bully yang menggunakan serangan kata-kata antara lain menghina dan mengejek. Divisi bully Fisik menyelesaikan bully berbentuk  serangan fisik . Cyber bully menyelesaikan bully melalui media elektronik seperti melalui media social. Divisi Sosial Koyobi melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan kepada korban bullying untuk mengurangi rasa trauma korban bully. Agen dibekali berbagai keterampilan life skill sesuai bakat minat agen yang bertujuan pemberian meningkatkan kompetensi para agen agar kelak bisa mandiri dan berprestasi.

 Agen terbaik setelah dilatih Life skill dipilih menjadi Duta Anti Bully secara aktif mengkampanyekan bullying dan diikutkan dalam berbagai lomba akademik dan ektrakurikuler.

.

 

5.      Transferabilitas

Pada awal pelaksanaan hambatan yang dialami pada awal mula pelaksanaan program yaitu pelaku bullying kurang tertarik untuk menjadi agen sedangkan korban bullying cenderung menutup diri karena rasa takut. setelah melalui pendampingan dari Guru BK, Wali kelas maka perlahan semua hambatan menjadi teratasi. Para pelaku dengan sukarela bersedia menjadi agen bahkan agen terbaik dipilih menjadi duta anti bullying.

Pada pertengahan tahun 2021 Kepala Dinas Pendidikan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala SMP dan SMA/SMK untuk melaksanakan program Koyobi Agen Anti Bullying. Pada Tahun 2022 melalui berbagai prestasi Agen Anti Bullying dapat meyakinkan SMP Babussalam Kalukuang Kab.Takalar untuk ikut melaksanakan program ini.

 

6.      Sumber Daya dan Keberlanjutan

Sumber daya yang digunakan dalam Program Koyobi Agen Anti Bullying adalah:

v  Inisiator Program Sebagai koordinator agen yang mengatur kegiatan agen

v  Guru BK menjadi guru konseling untuk agen yang menjadi Duta Anti Bullying

v  Beberapa guru menjadi 4  Koordinator divisi bully verbal, divisi bully fisik, divisi cyber bully dan divisi sosial Koyobi

v  Pelaku Bullying sebagai Agen Anti Bullying

v  Agen anti bullying terbaik menjadi duta anti bully

v  Korban Bullying dan siswa tidak mampu sebagai sasaran Program

v  Sumber dana tidak menggunakan dana dari batuan pemerintah (APBD dan sejenisnya dan tidak menggunakan dana sekolah tapi  murni berasal dari sumbangan sukarela siswa dan seluruh warga sekolah baik berupa uang, baju bekas, tas sekolah, paket sembako, Sarung dan bantuan lainnya yang berguna.

v  Nara sumber life skill berasal dari alumni dan bantuan dari Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Kab.Takalar

Keberlanjutan Program :

Program Koyobi Agen Anti Bullying  1 tahun pelaksanaan sangat direspon oleh orang tua dan masyarakat sekitar sekolah. Berkurangnya kasus bullying menciptakan situasi kondusif Proses Belajar mengajar.Siswa korban bullying tidak lagi merasa ketakutan ke sekolah di bully baik dalam bentuk fisik maupun psikis . Secara tidak langsung program ini membantu terciptanya Sekolah Ramah Anak (SRA).

Pada pertengahan tahun 2021 Kepala Dinas Pendidikan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala SMP dan SMA/SMK untuk melaksanakan program Koyobi Agen Anti Bullying. Pada Tahun 2022 melalui berbagai prestasi Agen Anti Bullying dapat meyakinkan SMP Babussalam Kalukuang Kab.Takalar untuk ikut melaksanakan program ini.

 

7.      Dampak

Siapa yang Evaluasi

·         Guru BK mengevaluasi perubahan perilaku agen melalui observasi buku kasus jurnal guru, dan jurnal siswa.

·         Wali kelas mengevaluasi perkembangan akademik para agen berdasarkan nilai pengetahuan guru mata pelajaran

·         Koordinator agen dan Wakasek kesiswaan mengevaluasi prestasi para agen yang terpilih menjadi duta anti bullying

·         komite sekolah selaku perwakilan orang tua dengan cara rapat dengan orang tua korban dan pelaku bullying untuk mengevalusi perilaku siswa selama di rumah. Orang tua mengisi sederet pertanyaan di dalam kuisioner.

·         Lembaga Eksternal seperti DinasPendidikan Kab.Takalar, LPMP dan Kementerian Pendidikan yang mengevaluasi perkembangan sekolah

 

Hasil Evaluasi :

·         Hasil evaluasi Guru BK melalui observasi buku kasus jurnal guru, dan jurnal siswa Pada Tahun 2021 kasus bullying turun menjadi 13 kasus per bulan sedang pada tahun 2022 turun menjadi 5 kasus per bulan dan yang menjadi pelaku bukan berasal dari para agen tapi pelaku lain. Para pelaku baru ini selanjutnya akan direkrut menjadi agen baru

·         Wali kelas mengevaluasi perkembangan akademik para agen berdasarkan nilai pengetahuan guru mata pelajaran didapatkan ada perubahan signifikan dengan lengkapnya nilai yang meningkat dari agen yang dulunya sering bolos dan tak masuk kelas sehingga kosong nilainya.

·         Koordinator agen dan Wakasek kesiswaan mengevaluasi prestasi para agen yang terpilih menjadi duta anti bullying mampu berprestasi diantaranya menjuarai lomba futsal tingkat kabupaten dan juara umum 1 pramuka tingkat provinsi.

·         Pendapat Orang tua yang mengisi sederet pertanyaan di dalam kuisioner mengatakan adanya perubahan positif perilaku anaknya selama menjadi agen.

·         Melalui program Koyobi Agen Anti Bullying  yang dijadikan best practice sekolah tahun 2021 membantu menjadikan SMPN 2 Galesong Utara menjadi sekolah Model pilihan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan

·         Melalui program Koyobi Agen Anti Bullying  yang dijadikan best practice sekolah tahun 2022 membantu menjadikan SMPN 2 Galesong Utara Satu-satunya di kabupaten Takalar sekolah Bermutu Binaan Kementerian Pendidikan.

 

8.      Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Program Koyobi Agen Anti Bullying melibatkan :

1.      Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab program

2.      Ketua Komite sebagai Pengawas eksternal

3.      Inisiator Program Sebagai koordinator agen yang mengatur kegiatan agen

4.      Guru BK menjadi guru konseling untuk agen yang menjadi Duta Anti Bullying

5.      Beberapa guru menjadi 4  Koordinator divisi bully verbal, divisi bully fisik, divisi cyber bully dan divisi sosial Koyobi

6.      Pelaku Bullying sebagai Agen Anti Bullying

7.      Agen anti bullying terbaik menjadi duta anti bully

8.      Korban Bullying dan siswa tidak mampu sebagai sasaran Program

9.      Balai Latihan Kerja Kab.Takalar adalah memberikan fasilitas nara sumber untuk pelatihan life skill pada anak yang rentang putus sekolah

10.  Perangkat Desa/Kelurahan adalah bisa membantu/memfasilitasi keluarga Siswa yang menjadi korban bullying.

9.      Pelajaran Yang Dipetik

Pelaku Bullying tidak seharusnya dikucilkan dan dilabel siswa bermasalah tanpa ada solusi, tetapi mereka justru didekati dan dimanfaatkan sebagai seorang Agen Anti Bullying bahkan di akhir program akan menjadi Duta Anti Bullying yang menkampanyekan stop perilaku bullying.

Untuk merekatkan kembali hubungan antara pelaku dan korban bullying dapat dilakukan melalui kegiatan sosial koyobi. Pelaku bullying membantu korban bullying terutama yang lemah ekonomi. Bantuan ini dapat mengurangi rasa trauma korban dan memberikan motivasi untuk kembali aktif ke sekolah.

para agen tidak saja menunjukkan perubahan perilaku tapi sudah mampu berprestasi diantaranya menjuarai lomba futsal tingkat kabupaten dan juara umum 1 pramuka tingkat provinsi.

Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 (bag.1.1j )

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Salam Sejahtera bagi bapak/ibu teman-teman CGP yang sempat membaca artikel saya. Perkenalkan ...